Kamis, 24 November 2016

Seri M-CER1a *) 1 - PLN dan PDAM di CER

*): M-CER1a = Mengenal CER 1 apartment; Seri tulisan ini disajikan oleh PPPSRS agar warga mengetahui dan mengerti serba-serbi kepengelolaan apartemen ini, termasuk apa saja yang dibayar dan dinikmati serta diperjuangkan di Rusunami ini :-)


Salah satu komponen terbesar yang setiap bulan dibayarkan dari Kas warga atau rekening PPPSRS adalah Pembayaran Listrik. Diikuti dengan pembayaran Gaji Karyawan dan disusul oleh pembayaran PDAM/air minum, building maintenance, dst.

Rusunami kita adalah pelanggan PLN dalam golongan tarif R3/TR dengan daya 1.385.000 VA (1.385 KVA). Sehingga TDL di CER mengikuti TDL PLN (sesuai TDL November 2016 = Rp.1.461,80,-/kwh - bisa di cek senantiasa di http://www.pln.co.id/2011/03/tarif-tenaga-listrik/ ), dan setelah ditambah Pajak Penerangan Jalan Umum 3% (sesuai Perda DKI No.15/2010) maka harga kwh nya adalah: Rp.1.506,-/kwh. Jauh lebih rendah dibandingkan beberapa Rusunami dan Apartemen di Jakarta.


Seperti kita ketahui bersama, listrik di unit hunian dan kios memakai sistim pra bayar, sementara yang kita bayar ke PLN termasuk listrik Fasum dan Fasos kita, seperti lampu koridor, lift, pompa-pompa transfer, booster, STP, kolam renang, AC di 4 rumah lift (1 rumah lift memakai 2 unit AC 2,5 PK), AC-AC dan kipas di kantor, ruang panel di security, ruang serbaguna, tempat ibadah, lobby A dan B, dan berbagai peralatan listrik dan pertukangan yang menunjang Rusunami ini.

Nah, ternyata ada selisih cukup banyak dari listrik prabayar yang kita beli dengan pembayaran ke PLN, dari gambar di bawah, rata-rata per bulannya ada sekitar Rp.115jt an yang terpaksa kita ambil dari IPL untuk mencukupi kebutuhan listrik kita.


Memang ada komponen listrik minimum, yang oleh PPPSRS diwacanakan untuk ditiadakan dan diganti dengan komponen khusus untuk fasum. Bentuknya akan diusulkan dan diputuskan dalam RUTA atau MUTA (Rapat/Musyawarah Tahunan Anggota) PPPSRS-CER yang melibatkan seluruh penghuni CER.

Bagaimana dengan PDAM?

Rusunami kita adalah pelanggan PDAM meter besar dengan golongan tarif kelompok III B Rumah Susun Menengah dengan pipa 6 inchi, dengan tarif:
a. 0-10 m3 = Rp.4.900,-/m3
b. 10-20 m3 = Rp.6.000,-/m3
c. > 20 m3 = Rp.7.450,-/m3 (tarif progresif pemakaian di atas 20 m3)
Ditambah biaya sewa/pemeliharaan meter Rp.86.000,-/bulan serta biaya beban tetap Rp.422.000,-/bulan (hanya komponen ini yang kena PPN 10%) plus biaya materai Rp.6.000,-


Rata-rata dalam sebulan kita membayar ke PDAM Aetra adalah sebesar Rp.84 juta an/bulan, sementara penerimaan kita dari tagihan unit hunian dan kios adalah Rp.85 jt an/bulan, jadi masih ada surplus rata-rata Rp.1 juta an dalam hitungan per bulan.
Air itu sudah termasuk pemakaian air Toilet umum, penambahan air kolam renang (volumenya ditambah setiap pembersihan, dan air kotor terbuang dalam proses vacuum), dan inilah yang kita hemat sehingga tidak melebihi seperti pada listrik). Hal ini terbantu juga dengan biaya abonemen Rp.11.950,-/unit-kios/bulan yang ditagihkan sepengetahuan PDAM dari masa Binakarya yang sudah di cek keabsahannya.


Pemakaian air bersih di CER diback up dengan pemakaian air tanah, yang harganya jauh lebih mahal dari PDAM, yang sesuai peraturan pemerintah memang dikondisikan supaya air tanah tidak banyak terpakai. Tarif air tanah sekarang mencapai Rp.72rb an ~ Rp.81 rb an/m3 dalam golongan tarif Industri Kecil (Rumah Susun Sederhana masuk dalam golongan tarif ini) =======>
http://bplhd.jakarta.go.id/cetakan/leaflet%20Harga%20Dasar%20Air.pdf - sehingga menjadi pilihan terakhir untuk dipakai apabila ada gangguan PDAM, alternatif lain yang lebih murah adalah membeli air memakai mobil tangki seperti yang pernah kita lakukan beberapa hari lalu ketika PDAM Aetra mengalami gangguan.


Dibandingkan Rusunami sejenis atau apartemen kelas menengah, harga PLN dan PDAM kita berada dalam kelompok harga terendah, karena dijual sesuai harga TDL PLN dan Tarif dasar PDAM.

Dari Informasi di atas, jelas kita harus bersama-sama mencari jalan keluar, khususnya perihal listrik Fasum/Fasos sehingga tidak terlalu berat membebani IPL dan juga tidak merugikan warga hunian. Alternatifnya seperti; mencari solusi penggunaan energi terbarukan, memperbaharui sistim tagihan listrik minimum, memakai perangkat listrik hemat daya dan berbagai alternatif lain yang dapat menekan pengeluaran dari IPL, agar kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan dana IPL untuk building maintenance/pemeliharaan fisik gedung yang sudah mulai usang di usia menjelang tahun ke-6 apartemen ini mulai dihuni. Demikian pula tidak kalah pentingnya mulai mencadangkan peremajaan dan penggantian alat-alat mekanikal elektrikal yang rata-rata usia pakainya hanya 3-5 tahun, dan nilainya cukup besar dan harus mulai dicicil mulai sekarang.

Menyoal IPL lebih mendalam, akan kita bahas dalam seri M-CER1a selanjutnya, bagaimana peruntukan IPL, dan biaya-biaya perizinan gedung dan alat-alatnya, asuransi dll dsb, akan kita kupas dan diskusikan lebih detail.

Semoga informasi di atas menjadi bahan diskusi untuk memperoleh masukan positif demi menuju hunian yang lebih baik … Aman, Nyaman, Bersih, Indah dan Humanis.


Salam CER1a
PPPSRS-CER



Selasa, 01 November 2016

Mengenal Divisi Parkir

Divisi Parkir CER didirikan sejak 27 Mei 2016, sebagai antisipasi karena CER tidak menerima income apapun dari pengelola lama mis parking dan buruknya penataan perparkiran dengan berbagai komplain warga tentang perparkiran dan ganti rugi atas kecelakaan parkir.

Setelah berjalan beberapa bulan, divisi parkir sekarang beranggotakan 19 orang, yang dipimpin Chief nya Fahry Marwi, terdiri dari 1 Chief, 1 supervisor, 1 orang admin, 3 shift leader, 4 kasir (1 kasir kepala dan 3 kasir reguler), serta 9 orang attendant. Shift leader dan attendant memakai shift 12 jam, serta kasir shift 8 jam. Jadi ada 3 regu, dengan masa kerja 4 hari dan 2 hari libur/off, sama dengan pengaturan shift kerja divisi security kita (08.00-20.00 dan 20.00-08.00).  Hal ini disesuaikan dengan peraturan ketenaga-kerjaan yang berlaku.

Konsep One Team yang dianut oleh BP dengan motto SATU (Sigap, Akrab, Tangguh, Ulet) merupakan suatu konsep yang diterapkan dari hasil analisa ketika melakukan pendampingan selama Februari dan Maret 2016.
Ketika itu, SDM yang ada berjumlah hampir 2x lipat sekarang dengan biaya gaji keseluruhan meliputi sekitar Rp.350jt dengan pola outsourcing yang sangat boros dan rawan KKN sehingga merugikan keuangan warga. Pola kerja tanpa koordinasi dan terputus antar divisi itu yang kami usahakan untuk terus diperbaiki dengan konsep One Team.

Mengapa Divisi Security dan HK membantu parkir? Ibarat Divisi Parkir sebagai adik bungsu, dibantu oleh kakak kandungnya sendiri, bahkan penataan ruangan dengan menggunakan konsep one space for all division. Dimana semua chief ada dalam 1 ruangan kerja, sehingga mrk bisa setiap saat melakukan koordinasi tanpa dibatasi waktu dan tempat. Juga kita buat Whatsapp group one team. Dimana seluruh divisi masuk di dalam Whatsapp Group tersebut sehingga komunikasi 24/7 lancar dan warga dapat berpartisipasi serta dilayani dalam group ini. Demikianlah yang terjadi sekarang, semua menyatu melayani warga dan berkontribusi untuk kesejahteraan warga. One Team, One Vision, One Goal.

Untuk sekarang, tim parkir dibantu oleh 6 (enam) anggota Security untuk parkir mobil, serta 5 (lima) anggota HK untuk parkir motor, sehingga 1 shift parkir, berkekuatan 12 orang dalam 1 shift pagi dan 14 orang dalam shift malam. Jadi ada tambahan untuk kesejahteraan karyawan atas tambahan tugas mengawasi parkir yang erat hubungannya dengan keamanan dan ketertiban.

Setelah beberapa bulan berjalan, pemasukan total sampai akhir bulan Oktober yang telah disumbangkan oleh divisi parkir ke kas warga adalah sebesar:

1. Juli: Rp.37.576.000,-
2. Agustus: Rp.40.458.500,-
3. September: Rp.39.561.500,-
4. Oktober: Rp.35.432.500,-
5. Total: Rp.153.028.500,-

Jauh lebih besar dari penerimaan mis parking selama ini yaitu, Rp.13jt/bulan (dibagi 2 masing-masing Rp.6.5jt untuk pengelola dan PPPSRS-CER 2013-2016) yang sampai sekarang tidak dan belum dibayarkan sejak Maret, April dan Mei ke kas warga.

Penghasilan parkir ini bersih di setor ke kas PPPSRS CER setelah dipotong biaya Gaji, pajak parkir Pemda DKI (20%), pengadaan alat, karcis serta kartu dll. Tidak ada Fee yang dikeluarkan ke perusahaan yang dipakai benderanya, sehingga benar-benar keuntungan divisi parkir menopang keuangan PPPSRS CER yang belum punya other income lain yang signifikan, untuk mendukung biaya operasional serta pemeliharaan yang cukup besar dan hanya mengandalkan IPL. Bahkan alat pakir menjadi milik warga CER dan telah dilunasi pada bulan ke-2 operasional.

Memang masih banyak permasalahan di lapangan yang belum diselesaikan, tetapi dengan kebijakan PPPSRS yang mengeluarkan payung hukum sebagai dasar BP menegakkan disiplin di lapangan, yang akan mulai berlaku penuh 20 November 2016, kami yakin perparkiran di CER akan lebih baik.
Patut diperhatikan juga bahwa baya parkir kita termasuk paling murah, dan sesuai amanat PPPSRS untuk tidak menaikkan biaya parkir sampai penataan parkir lebih baik, tetap kami laksanakan dengan memakai tarif lama. Sebagai tambahan informasi, tarif parkir oleh pengelola lama terhitung April 2016 akan dinaikkan, sesuai kontrak mereka dengan Binakarya.

Demikianlah sekilas informasi untuk mengenal divisi parkir sebagai adik bungsu seluruh divisi di CER yang selalu siap melayani warga dan membuat parkir menjadi semakin aman dan nyaman bagi warga dan tahu Rusunami CER, serta membantu keuangan warga sehingga pemeliharaan dan perbaikan fasum fasos berjalan lancar..

Badan Pengelola Rusunami CER
Salam CER1a